Senin, 15 November 2010

Pohon Upas ( Antiaris Toxiaca ). POHON SANGAT MEMATIKAN

Konon ketika tentara Portugis di bawah Alfonso d’Alberquerque menyerbu Malaka 1511, hampir semua tentaranya terbunuh oleh panah beracun pohon upas. Nasib yang sama dialami oleh tentara Belanda pada abad 17.Rumor yang berkembang, bahkan burungpun akan jatuh dan mati jika berani bertenger di rantingnya. Saking kalang kabut dan takutnya Belanda, mereka berusaha menangkap seorang pribumi, lantas menyiksanya agar menunjukkan penawar racun pohon upas tersebut.Dalam buku Loves of The Plants oleh Erasmus Darwin bahkan diceritakan, keampuhan pohon upas untuk mengeksekusi penjahat. Terhukum hanya disuruh berdiri saja di bawah disekitar pohon upas menunggu angin yang melaluinya. Ketika angin telah menerpa tahanan, dari dua puluh tahahan hanya dua orang tahanan yang bisa kembali dengan selamat. Meski cerita ini hanya rumor saat itu, namun mengukuhkan betapa ganasnya bisa pohon upas, si pencabut nyawa.mengandung suatu glikosida jantung, sehingga secara teoritis Anda bisa makan daun tanpa masalah, tetapi jika Anda menyuntikkan getah jantung Anda akan berhenti. Kematian hampir instan. Dikatakan bahwa seorang pria terluka oleh seperti anak panah, hanya bisa berjalan sembilan langkah di tanah yang datar, atau delapan langkah menurun, atau tujuh langkah menanjak, sebelum kematian oleh Getah karena itu telah digunakan untuk racun panah dan blowdarts, digunakan oleh pemburu di Afrika dan Asia.

Pohon itu asli tropis Afrika, Asia dan Australia. Sebagaimana dengan begitu banyak tanaman beracun lainnya, buah sebenarnya dimakan. Kulit kayu digunakan untuk membuat pakaian kulit terkenal dari begitu banyak suku hutan Asia. Bahkan, di Asia itu adalah pohon dihargai, menyediakan naungan padat yang merupakan bantuan diperlukan dalam panas tropis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail (1909-1998)

  H. Abdul Hadi (1909-1998) Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail dilahirkan pada tahun 1909 M di Gang Kelor Kelurahan Jawa, Manggarai Ja...