Kamis, 11 November 2010

Jeritan Hati Isteri Ke Dua

saya adalah istri ke-2 dari suami sy. istri pertama suami sy kecelakaan geger otak saat hamil 4 bulan anak ke-3. saat ini kondisi istri pertama lemah sudah tidak bisa lagi melayani suami dengan penuh dan tidak bisa merawat anak2. sebenarnya sejak usia 1 tahun pernikahan mereka, suami sy sudah ingin menikah lagi. tapi pada saat itu di tentang oleh orang tuanya. alasan menikah lagi karena alasan suami kurang puas. skr krn kondisi istri pertama sudah sangat lemah, akhir nya suami sy menikah lagi dengan saya. kami tinggal 1 rumah. selama saya tinggal serumah dengan istri pertama, saya tidak melihat keharmonisan suami dengan istri pertama. istri pertama tidak pernah patuh kepada suami, baik sebelum maupun setelah kecelakaan. istri pertama tidak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik(tidak bisa membereskan rumah, tidak bisa masak, tidak bisa merawat anak,tidak bisa merawat tubuh). dalam komunikasi pun suami tidak suka mendengar suara nya. bukan hanya suami tapi saya dan anak2 nya pun tidak suka dengan suaranya. suara nya tidak enak di dengar telinga.dalam hubungan intim dengan isri pertama pun suami sering kesulitan(tidak bisa berdiri). lalu saya bertanya kepada suami, apakah masih ada perasaan cinta ke istri pertama??? suami sy menjawab sulit untuk mencintai nya. krn sudah dari dulu suami ingin menikah lagi.saya jadi bingung dengan rumah tangga ini. sy sering ingin pisah rumah tapi suami dan anak2 nya melarang saya untuk pergi.anak2 nya kurang sayang kepada ibu nya. krn ibu mereka kurang memperhatikan anak2.

saya harus bagaimana menghadapi kondisi seperti ini?

terima kasih

yani

Jawaban

Ibu Yani yang dirahmati Allah,
Saya memahami yang Anda rasakan; Anda adalah istri kedua yang tentunya ingin membantu keharmonisan keluarga besar Anda dan suami Anda dapat pulih dan terwujud. Semoga Anda selalu berniat baik untuk melakukan amal sholih bagi orang lain. Ibu Yani, adanya pernikahan kedua dengan Anda sudah terjadi, bagaimanapun saat itu mungkin menyakitkan bagi istri pertama. Sebagai sesama wanita, Anda tentu lebih mudah berempati tentang perasaan wanita, bukan? ..... ini penting Bu... agar ada solusi yang adil, suatu hal mendasar dalam sebuah perkawinan poligami. Keadilan adalah syarat mutlak dalam poligami, kalau ingin mendapat barokah dari perkawinan tersebut.
Ibu Yani yang dirahmati Allah,
Alasan suami menikah lagi menurut penjelasan Anda adalah karena istri pertama yang berakhlak buruk dan kurang dapat berperan sebagai ibu yang baik. Sebenarnya suami bertanggungjawab mengingatkan istrinya, karena suami adalah qawwam (pemimpin) yang akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Jika ketika terjadi hal yang mengecewakan dari istrinya kemudian dia akan mencari pengganti, wah...repot juga ya...; ini adalah preseden buruk tentang tanggungjawab seorang laki-laki pada keluarganya. Bagaimana jika nanti ada hal-hal yang tidak disukai dari Anda, apakah kemudian semudah itu pula dia mencari wanita lain?
Ibu Yani yang dirahmati Allah,
Terhadap istri pertama memang selayaknya Anda merasa empati, bahwa tentu pernikahan suaminya dengan wanita lain adalah hal yang tak mudah diterima begitu saja. Apalagi kondisinya sekarang lemah setelah kecelakaan yang dialaminya. Bagaimanapun keadaannya, semua istri harus mendapatkan pembagian adil dari suami, yakni pada hal-hal yang secara fisik dapat dibuat adil, seperti pembagian jatah hari dan nafkah. Adapun masalah hati dan kecenderungan adalah hal yang sulit sehingga untuk dapat sama persis tidak disyaratkan, namun tak mengurangi kema’rufan yang menjadi landasan sikap sebuah keluarga.
Tentang hambatan seksual suami, mungkin ini disebabkan karena faktor psikologis. Dengan tetap menghormati istri, menghargainya, maka suami akan dapat berdaya lagi, insya Allah.pertanyaan yang belum terjawab, misalnya, sesungguhnya istri pertama suami anda itu sakit selemah apa? Kalau dia tidak bisa melayani suami anda, toh nyatanya mereka masih berusaha untuk berhubungan, dan yang tidak bisa menjalankan fungsinya kan justru suami anda? Lalu apa yang sudah suami lakukan untuk mengobatinya kalau dia memang perlu diobati? Pengobatan penyakit apapun sesungguhnya sangat ditunjang oleh kondisi psikisnya. Bila secara psikis dia sehat, didukung oleh orang-orang yang mencintainya, dipedulikan oleh orang-orang di sekitarnya, Insya Allah selalu ada perbaikan dengan penyakitnya.
Ibu Yani, alhamdulillah Anda dekat dengan anak-anak dari istri pertama; berarti Anda cukup diterima mereka. Namun tak sepantasnya jika kemudian anak-anaknya menjauhi Ibunya; ingatkanlah mereka untuk tetap birrul walidain.

Ibunya adalah sosok yang perlu dikasihani, janganlah dibiarkan sendiri, Ibu mereka butuh kasih-sayang, dukungan sekaligus nasihat. Namun yang lebih penting juga ingatkan suami agar tidak melalaikan kewajibannya sebagai qawwam dalam keluarga besarnya. Janganlah kepentingan individu yang dikedepankan, namun kepentingan anggota keluarga, istri-istri dan anak-anaknya.
Itulah sebabnya, meski berpoligami, Rasulullah adil dengan apa yang beliau lakukan. Beliau tidak mendzolimi salah satu istrinya dan mengutamakan istri yang lain dalam hal-hal yang bisa dibagi. Meski dalam urusan cinta tidak ada yang bisa mengalahkan kecintaan beliau kepada Aisyah. Itu sebabnya pula rumah mereka terpisah, tidak menyatu seperti yang anda lakukan, agar kegiatan privat yang mestinya menjadi rahasia mereka berdua tidak dilihat oleh madunya.
Semoga Allah tetap membimbing seluruh umat yang mau menaati-Nya. Teriring do’a dari saya, Allah akan terus mengokohkan dan menyatukan hati segenap keluarga Anda. Amin.
Wallahu a’lam bish-shawab
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
bu Urba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail (1909-1998)

  H. Abdul Hadi (1909-1998) Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail dilahirkan pada tahun 1909 M di Gang Kelor Kelurahan Jawa, Manggarai Ja...