Selasa, 19 Oktober 2010

Ini Kisah "Si Pemakan Manusia" (1)


Harun Dikenal Anak Penurut dan Selalu Mengajar Ngaji (1)

BATAM, KOMPAS.com — Khairun alias Harun bin Amri, pelaku pembunuhan Fahmi Iswandi, dikenal sebagai laki-laki penurut dan pandai bergaul. Di kampungnya di Desa Podosari RT 03/RW 1, Kecamatan Cipiring, Kabupaten Kendal, Harun dikenal rajin membaca Al Quran, bahkan juga mengajarkan ngaji kepada anak-anak.

Selama di kampungnya, Harun tidak memperlihatkan tingkah laku yang aneh. Bahkan, warga mengenal Harun sebagai anak penurut. Demikian disampaikan Kairani, adik kandung Harun, Selasa (9/3/2010).

Kairani tidak percaya kalau abangnya itu berani melakukan pembunuhan sebab, selama di kampung, Harun menjadi panutan keluarga. Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh sosok penurut yang rajin membaca Al Quran dan ibadah ini membuat warga terperanjat.

"Selama di kampung, dia selalu menasihati adik-adiknya dan teman-temannya atas pentingnya beribadah. Saya tidak percaya kalau abang saya berbuat sekeji itu, menghilangkan nyawa orang lain," ujar Kairani.

Kairani menegaskan, abangnya tidak pernah menuntut "ilmu" karena memang tidak percaya dengan hal-hal gaib. Bahkan, dia selalu menasihati agar jangan percaya dengan hal-hal yang berbau syirik. Untuk menghindari perbuatan menyimpang dan tercela, Harun selalu mengajak keluarganya dan warga agar selalu membaca Al Quran.

"Apa benar abang saya itu pelaku pembunuh, memakan jantung dan hati manusia. Dia aja sendiri tidak percaya dengan ilmu hitam, kenapa malah menuntut hal-hal yang syirik," terang Kairani.

Kairani pribadi mengaku terperanjat mendapat berita ini setelah pihak kepolisian setempat memberitahukannya. Selain itu, beberapa wartawan terus berdatangan menanyakan tentang prilaku abangnya selama berada di kampung.

Harun pamit kepada keluarganya untuk merantau ke Batam bersama teman-temannya pada tahun 2009. Sejak itu, Harun tidak pernah menghubungi keluarganya. Kairani, adiknya, memaklumi hal itu karena dia dan Harun berasal dari keluarga tidak mampu. Untuk itu, Kairani percaya kalau abangnya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya sendiri.

"Kami di sini hanya mendoakan saja kalau abang saya diberikan kesehatan, murah rezeki, dan dipanjangkan umurnya. Kami tidak pernah menuntut harus dikirimkan uang setiap bulannya. Yang penting, abang saya sehat. Itu sudah syukur," terang Kairani mengakhiri. (bur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail (1909-1998)

  H. Abdul Hadi (1909-1998) Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail dilahirkan pada tahun 1909 M di Gang Kelor Kelurahan Jawa, Manggarai Ja...