Disebutkan bahwa bagian dari Kraton mahluk halus Merapi yang dianggap
angker adalah Gunung Wutoh yang digunakan sebagai pintu gerbang utama
Kraton Merapi. Gunung Wutoh dijaga oleh mahkluk halus yaitu “Nyai Gadung
Melati”yang bertugas melindungi linkungan di daerah gunungnya termasuk
tanaman serta hewan.Selain tempat yang berhubungan langsung
dengan Kraton Merapi ada juga tempat lain yang dianggap angker. Daerah
sekitar makam Sjech Djumadil Qubro merupakan tempat angker karena
makamnya adalah makam untuk nenek moyang penduduk dan itu harus
dihormati.Selanjutnya tempat-tempat lain seperti di hutan,
sumber air, petilasan, sungai dan jurang juga dianggap angker. Beberapa
hutan yang dianggap angker yaitu: “Hutan Patuk Alap-alap” dimana tempat
tersebut digunakan untuk tempat penggembalaan ternak milik Kraton Merapi
, “Hutan Gamelan dan Bingungan” serta “Hutan Pijen dadn Blumbang”.
Bukit Turgo, Plawangan, Telaga putri, Muncar, Goa Jepang, Umbul
Temanten, Bebeng, Ringin Putih dan Watu Gajah.Beberapa jenis
binatang keramat tinggal di hutan sekeliling Gunung Merapi dimiliki oleh
Eyang Merapi. Binatang hutan, terutama macan putih yang tinggal di
hutan Blumbang, pantang di tangkap atau di bunuh. Selanjautnya kuda yang
tinggal di hutan Patuk Alap-alap, di sekitar Gunung Wutoh, dan diantara
Gunung Selokopo Ngisor dan Gunung Gajah Mungkur adalah dianggap/dipakai
oleh rakyat Kraton Mahluk Halus Merapi sebagai binatang tunggangan dan
penarik kereta.Di puncak Merapi ada sebuah Keraton yang mirip
dengan keraton Mataram, sehingga disini ada organisasi sendiri yang
mengatur hirarki pemerintahan dengan segala atribut dan aktivitasnya.
Keraton Merapi itu menurut kepercayaan masyarakat setempat diperintah
oleh kakak beradik yaitu Empu Rama dan Empu Permadi.Seperti
halnya pemerintahan sebagai sebagai Kepala Negara (Empu Rama dan Empu
Permadi) melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad yang bertugas
mengatur keadaan alam Gunung Merapi.Berikutnya ada juga Nyai
Gadung Melati, tokoh ini bertugas memelihara kehijauan tanaman Merapi.
Ada Kartadimeja yang bertugas memelihara ternak keraton dan sebagai
komando pasukan makhluk halus. Ia merupakan tokoh yang paling terkenal
dan disukai penduduk karena acapkali memberi tahu kapan Merapi akan
meletus dan apa yang harus dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri.
Tokoh berikutnya Kyai Petruk yang dikenal sebagai salah satu prajurit
Merapi.Upacara LabuhanBegitu besarnya
jasa-jasa yang telah diberikan oleh tokoh-tokoh penghuni Gunung Merapi,
maka sebagai wujud kecintaan mereka dan terima kasih terhadap Gunung
Merapi masyarakat di sekitar Gunung Merapi memberikan suatu upeti yaitu
dalam bentuk upacara-upacara ritual keagamaan. Sudah menjadi tradisi
keagamaan orang jawa yaitu dengan mengadakan Selamatan atau Wilujengan,
dengan melakukan upacara keagamaan dan tindakan keramat.Kediaman Mbah MaridjanUpacara
Selamatan Labuhan diadakan secara rutin setiap tahun pada tanggal
kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yakni tanggal 30 Rajab. Upacara
dipusatkan di dusun Kinahrejo desa Umbulharjo. Disinilah tinggal sosok
Mbah Marijan sebagai juru kunci Gunung Merapi yang sering bertugas
sebagai pemimpin upacara labuhan. Gunung Merapi dan Mbah Marijan adalah
dua hal yang sulit dipisahkan. Keberadaan lelaki tua Mbah Marijan dan
kawan-kawannya itulah manusia lebih, mau membuka mata dan telinga
batinnya untuk melihat apa yang tidak kasad mata di sekitar Gunung
Merapi.Mbah MaridjanDi
Selo setiap tahun baru jawa 1 Suro di adakan upacara Sedekah Gunung,
dengan harapan masyarakat menjadi aman, tentram dan sejahtera, dengan
panen yang melimpah. Upacara ini disertai dengan menanam kepala kerbau
di puncak Merapi atau di Pasar Bubrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar