Sudah menjadi hukum alam bahwa manusia itu pada dasarnya senang kalau diperhatikan, dibutuhkan, dihargai, dianggap lebih dari yang lain, dan dianggap bermanfaat bagi sesama. Kalau dalam bahasa Jawa bisa dinyatakan dalam satu kata pendek, “diajeni”. Semua itu ada hubungannya dengan ego dan pride.
Salah satu tips yang cukup bermanfaat adalah yang berjudul “A technique for more attractiveness” dan “Does your looks count ?“
Di tips tersebut dijelaskan bahwa agar kita menjadi lebih menarik perhatian orang lain (khususnya lawan jenis) maka diperlukan visualisasi. Bayangkan ada aliran enerji yang mengalir dari langit sana dan masuk ke cakra mahkota kita. Bayangkan Anda adalah seorang aristokrat yang penuh percaya diri dan antusias. Berdiri atau berjalanlah dengan anggun dan tegakkan punggung. Jadilah orang yang proaktif dan penuh inisiatif. Gunakan aturan 20-80. 80% pembicaraan berisi kata “Anda” atau “kamu”, dan 20% pembicaraan berisi kata “saya”, “aku”, “ikke” atau ‘gue”. Dan selanjutnya silahkan baca sendiri pada kedua topik tersebut.
Saya jadi penasaran dengan kedua topik tersebut. Tadi siang saya iseng ke mall, dan saya praktekkan modified version dari tips yang ada. Saya bayangkan ada aliran enerji seperti uap air berwarna perak yang tidak putusnya mengalir dari langit ke cakra mahkota saya. Saya bayangkan juga saya berpakaian seperti para raja Jawa itu dengan diiringi beberapa orang pengawal istana. Pakaian itu saya visualisasikan memancarkan aura kebiruan yang sangat nyaman bagi pandangan mata.
Dan hasilnya? Ternyata saya mendapatkan pengalaman yang sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Banyak orang yang melirik atau memperhatikan saya dengan setengah melongo. Saya curiga dan introspeksi sedikit, jangan-jangan ada yang aneh dengan diri saya. Saya coba periksa apa ada kancing yang belum terpasang, atau rambut belum disisir atau ada leletan kecap manis di sudut bibir saya. Semuanya tampak bersih, rapi dan ngga ada yang aneh. Jadi, apa yang menyebabkan saya tampil bak selebriti itu?
Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan bahwa semua itu terjadi karena visualisasi dan imajinasi yang saya jalankan beberapa menit sebelumnya. Ternyata ada cara yang sangat mudah untuk menarik perhatian. Tidak perlu puasa, mutih, ngrowot, ngebleng, atau wiridan ratusan kali. Cukup gunakan semua asesori dan fitur lengkap yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Meskipun demikian, tentu masih ada cara lain untuk menarik perhatian orang, seperti misalnya dengan memakai baju biru muda dan celana merah muda, atau teriak-teriak di tengah lobby, atau berdiri di tengah pintu lift.
Kalau ada yang berminat, tidak ada salahnya untuk mencoba tips tersebut. Silahkan berkreasi dengan modified version buatan Anda sendiri. Siapa tahu bisa akrab dengan Bang Ical, Luna Maya atau Thukul Arwana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar