penulis Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah
Sakinah Mengayuh Biduk 30 - Januari - 2006 23:21:09
Di akhirat kelak tiap manusia akan menuai apa yg ia tanam di dunia. Begitu juga seorang istri. Ia akan menerima balasan sesuai dgn amalan di dunia. Sebagus apapun suami itu tdk akan memperingan dari adzab Allah k
.
Setiap muslimah tentu mendambakan diri dapat menjadi istri yg baik istri yg shalihah yg dipuji sebagai sebaik-baik perhiasan dunia oleh Ar-Rasul n
:
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia itu adl perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adl wanita shalihah.”1
Sehingga seorang muslimah dituntut utk senantiasa bersungguh-sungguh menjaga diri agar tdk terpuruk dlm kejelekan dan keburukan yg berakibat kehinaan bagi dirinya. Karena ia semesti berusaha mengambil ibrah dari peristiwa atau kisah yg ada baik yg telah lampau maupun yg belakangan. I‘tibar seperti ini merupakan tuntunan dari Rabbul ‘Izzah Allah k
sebagaimana firman-Nya:
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي اْلأَبْصَارِ
“Maka ambillah sebagai pelajaran bagi kalian wahai orang2 yg mempunyai pandangan.”
Di dlm Al-Qur`an yg mulia Allah k
banyak membuat permisalan/ perumpamaan utk hamba-hamba-Nya agar mereka mau merenungkan dan memikirkannya.
وَتِلْكَ اْلأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat utk manusia agar mereka berpikir.”
Di antara gambaran istri yg buruk disebutkan dlm ayat berikut ini:
ضَرَبَ اللهُ مَثَلاَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَأَةَ نُوْحٍ وَامْرَأَةَ لُوْطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا الصَّالِحِيْنَ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا وَقِيْلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ
“Allah membuat istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth sebagai perumpamaan bagi orang2 kafir. Kedua berada di bawah ikatan pernikahan dgn dua orang hamba yg shalih di antara hamba-hamba Kami. Lalu kedua istri itu berkhianat2 kepada kedua suami mereka mk kedua suami mereka itu tdk dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah dan dikatakan kepada keduanya: ‘Masuklah kalian berdua ke dlm neraka bersama orang2 yg masuk neraka’.”
Istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth Termasuk orang2 Kafir
Nabi Nuh p
dan Nabi Luth p
merupakan dua insan yg Allah k
pilih utk menerima risalah dan menyampaikan kepada kaum mereka. Kedua rasul yg mulia ini pun mengemban risalah dgn sebaik-baik mengajak kaum mereka yg durhaka agar kembali kepada Allah k
dgn mentauhidkan-Nya dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya.
Namun dgn ke-mahaadilan-Nya Allah k
menakdirkan istri kedua nabi yg mulia ini justru tdk menerima dakwah suami mereka. Padahal kedua adl teman kala siang dan malam yg mendampingi ketika makan dan tidur selalu menyertai dan menemani. Kedua istri ini mengkhianati suami mereka dlm perkara agama krn kedua beragama dgn selain agama yg diserukan oleh suami mereka. Kedua enggan menerima ajakan kepada keimanan bahkan tdk membenarkan risalah yg dibawa suami mereka.3
Disebutkan oleh Ibnu Abbas c
bahwa istri Nabi Nuh berkata kepada orang2: “Nuh itu gila”. Bila ada seseorang yg beriman kepada Nabi Nuh p
ia pun mengabarkan kepada kaum yg dzalim lagi melampaui batas4. Sementara istri Nabi Luth p
mengabarkan kedatangan tamu Nabi Luth p
kepada kaumnya5 padahal Nabi Luth p
merahasiakan kedatangan tamu krn khawatir diganggu oleh kaumnya6.
Inilah pengkhianatan mereka kepada suami mereka. Hubungan mereka berdua dgn suami yg shalih dan kedekatan mereka tdk bermanfaat sama sekali disebabkan kekufuran mereka7. Sehingga kelak di hari akhirat dikatakan kepada kedua istri tersebut: “Masuklah kalian berdua ke dlm neraka.”
Kedekatan Suami-Istri tanpa Disertai Keimanan Tidaklah Bermanfaat di Sisi Allah k
Kelak
Asy-Syaikh ‘Athiyyah Salim menyatakan: “Dalam firman Allah k
:
فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا
“Maka kedua suami mereka itu tdk dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah.”
ada penjelasan bahwa pertalian suami istri tdk bermanfaat sama sekali dgn ada kekufuran dari salah satu pihak. Allah k
telah menerangkan apa yg lbh penting daripada hal itu pada seluruh hubungan kekerabatan seperti firman-Nya:
يَوْمَ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنَ
“Pada hari di mana tdk bermanfaat harta dan anak-anak.”
Dan firman-Nya:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيْهِ. وَأُمِّهِ وَأَبِيْهِ. وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيْهِ
“Pada hari di mana seseorang lari dari saudara dari ibu dan bapak dari istri dan anak-anaknya.”
Allah k
menjadikan dua wanita ini sebagai perumpamaan bagi orang2 kafir dan ini mencakup seluruh kerabat sebagaimana yg telah kami sebutkan.
Aku pernah mendengar Asy-Syaikh –semoga Allah k
merahmati kami dan beliau– dlm muhadharah pernah membahas permasalahan ini. Beliau pun menyebutkan kisah dua wanita tersebut demikian pula kisah Nabi Ibrahim p
bersama ayah juga Nabi Nuh p
bersama anaknya. mk sempurnalah seluruh sisi kekerabatan: ada istri bersama suami anak bersama bapak dan bapak bersama anaknya. Beliau juga menyebutkan hadits Rasulullah n
:
يَا فَاطِمَةُ اعْمَلِي فَإِنِّي لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا
“Wahai Fathimah beramallah engkau krn aku tdk bisa mencukupimu dari Allah sedikitpun.”
Kemudian beliau berkata: “Hendaklah seorang muslim mengetahui bahwa tdk ada seorang pun yg bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain pada hari kiamat kelak walaupun kerabat yg paling dekat kecuali dgn perantara keimanan pada Allah dan dgn syafaat yg diizinkan-Nya kepada hamba yg dimuliakan-Nya sebagaimana dlm firman Allah k
:
وَالَّذِيْنَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَتَهُمْ بِإِيْمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَتَهُمْ
“Dan orang2 yg beriman dan diikuti oleh anak-anak turunan mereka dlm keimanan mk akan Kami gabungkan mereka itu dgn anak-anak turunan mereka.”
Al-Imam Ibnul Qayyim v
berkata: “Ayat-ayat ini mengandung tiga permisalan satu utk orang2 kafir dan dua permisalan lagi utk kaum mukminin8. Kandungan permisalan utk orang2 kafir yaitu bahwa orang kafir akan disiksa krn kekufuran dan permusuhan terhadap Allah k
rasul-Nya dan para wali-Nya. Dengan kekufuran tersebut hubungan nasab tdk bermanfaat bagi juga periparan atau hubungan lain di antara sekian hubungan dgn kaum mukminin. Karena seluruh hubungan itu akan terputus pada hari kiamat kecuali pertalian yg bersambung dgn Allah k
saja lewat bimbingan tangan para rasul. Seandai hubungan kekerabatan periparan atau pernikahan itu bemanfaat walau tanpa disertai keimanan niscaya hubungan Nuh dgn istri dan Luth dgn istri akan bermanfaat. Namun ternyata kedua tdk dapat menolong istri mereka dari adzab Allah k
sedikit pun. Bahkan dikatakan kepada istri-istri mereka: “Masuklah kalian ke dlm neraka bersama orang2 yg masuk”. Ayat ini memutus keinginan dan harapan orang yg berbuat maksiat kepada Allah k
dan menyelisihi perintah-Nya utk mendapat kemanfaatan dari kebaikan orang lain baik dari kalangan kerabat atau orang asing sekalipun ketika di dunia hubungan antara kedua sangatlah erat. Tidak ada hubungan yg paling dekat daripada hubungan ayah anak dan suami istri. Namun lihatlah Nabi Nuh p
tak dapat menolong anak Nabi Ibrahim p
tak dapat menolong ayah Nabi Nuh dan Luth i
tak dapat menolong istri dari adzab Allah k
sedikit pun. Allah k
berfirman:
لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ
“Karib kerabat dan anak-anak kalian sekali-kali tdk akan bermanfaat bagi kalian pada hari kiamat. Dia akan memisahkan antara kalian.”
يَوْمَ لاَ تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا
“ hari seseorang tdk berdaya sedikitpun utk menolong orang lain.”
وَاتَّقُوا يَوْمًا لاَ تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا
“Dan jagalah diri kalian dari adzab hari kiamat yg pada hari itu seseorang tdk dapat membela orang lain walau sedikit pun.”
وَاخْشَوا يَوْمًا لاَ يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا
“Takutlah kalian dgn suatu hari yg pada hari itu seorang bapak tdk dapat menolong anak dan seorang anak tdk dapat menolong bapak sedikitpun.” (I‘lamul Muwaqqi‘in 1/188 sebagaimana dinukil oleh Al-Imam Al-Qasimi dlm tafsir Mahasin At-Ta`wil 9/183-184)
Pelajaran yg Bisa Dipetik
Hubungan dan kedekatan seorang istri dgn suami yg shalih berilmu dan berakhlak mulia tdk bermanfaat sama sekali di hadapan Allah k
kelak bila si istri tetap berkubang dlm kejelekan dan dosa.
Adzab Allah k
hanya bisa dihindari dgn ketaatan bukan dgn wasilah sehingga seorang istri yg durhaka namun ia memiliki suami yg shalih tdk akan bisa menghindar dari adzab Allah k
dgn perantara kedekatan dgn sang suami.
Dengan ada perintah agar istri Nuh dan istri Luth masuk ke dlm neraka Allah k
hendak memutus harapan tiap orang yg berbuat maksiat dari mendapatkan kemanfaatan dari keshalihan orang lain.
Seorang istri tdk sepantas berkhianat kepada suami dlm kehormatan maupun dlm agamanya. Bahkan ia harus menyepakati suami dlm kebaikan dan ketaatan. Terlebih bila suami adl seorang da‘i dia mesti menjadi orang pertama yg mengikuti dakwah suami dan mendukung dakwah sebagaimana yg dilakukan Khadijah x
dgn suami yg mulia Rasulullah n
.
Masing-masing orang harus beramal agar selamat di akhirat krn mendapatkan rahmat Allah k
dan tdk mengandalkan amal orang lain. Termasuk pula seorang istri ia harus bertakwa kepada Allah k
menjalankan apa yg diperintahkan dan menjauhi apa yg dilarang. Janganlah ia tertipu dgn keberadaan suami bagaimanapun keshalihan keilmuan yg tinggi dan kedudukan yg mulia dlm agama di hadapan mad‘u- dan masyarakatnya. Jangan ia merasa cukup dgn bersuamikan seorang ustadz atau seorang syaikh sekalipun lalu ia merasa aman merasa pasti masuk surga krn kedudukan suaminya. Sehingga ia pun duduk berpangku tangan enggan utk belajar agama Allah k
guna menghilangkan kejahilan dan malas pula beramal shalih9. Kita katakan pada orang seperti ini: Ambillah pelajaran wahai ukhti dari kisah istri dua nabi yg mulia Nuh dan Luth i
.Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
1 HR. Muslim no. 1467 kitab Ar-Radha’ bab Khairu Mata’id Du Al-Mar`atush Shalihah
2 Berkhianat di sini bukan maksud mereka berdua menyeleweng/selingkuh dgn lelaki lain yg bukan suami mereka dgn melakukan zina atau perbuatan fahisyah/keji lainnya. Karena para istri nabi terjaga dari berbuat fahisyah disebabkan kehormatan/ kemuliaan para nabi tersebut. Dengan demikian Allah k
tak mungkin memasangkan nabi dgn seorang istri yg suka melacurkan diri . Para mufassirin sepakat tdk ada seorang pun dari istri nabi yg berzina
3 Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir hal. 1423 Taisir Al-Karimir Rahman hal. 874
4 Ma‘alimut Tanzil/ Tafsir Al-Baghawi 4/338 Ahkamul Qur’an Al-Jashshash 4/624
5 Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dlm tafsir no. 34461 34462
6 Karena kaum Nabi Luth p
punya kebiasaan keji mereka senang melakukan hubungan dgn sesama jenis . Bila melihat seorang lelaki yg tampan mereka sangat bernafsu utk mengumbar syahwat binatang mereka. Nabi Luth p
pernah kedatangan tamu yg terdiri dari para malaikat dgn rupa lelaki yg rupawan. Allah k
kisahkan dlm Al-Qur`an:
وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيْبٌ. وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُوْنَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَاقَوْمِ هَؤُلاَءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللهَ وَلاَ تُخْزُوْنِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيْدٌ. قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيْدُ. قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيْدٍ قَالُوا يَالُوْطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلاَ يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلاَّ امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيْبُهَا مَا أَصَابَهُمْ..
“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami itu kepada Luth ia merasa susah dan merasa sempit dada krn kedatangan mereka dan ia berkata: “Ini adl hari yg amat sulit”. Akhir datanglah kaum kepada dgn bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yg keji. Luth berkata: “Wahai kaumku inilah putri-putriku mereka lbh suci bagi kalian mk bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian mencemarkan namaku di hadapan tamuku ini. Tidak adakah di antara kalian seorang yg berakal?” Mereka menjawab: “Sesungguh kamu telah tahu bahwa kami tdk mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu dan sungguh kamu tentu mengetahui apa yg sebenar kami kehendaki”. Luth berkata: “Seandai aku memiliki kekuatan utk menghadapi kalian atau jika aku dapat berlindung kepada keluarga yg kuat tentu akan aku lakukan”. Para utusan itu berkata: “Wahai Luth sesungguh kami adl utusan-utusan Rabbmu sekali-kali mereka tdk akan dapat mengganggumu. Karena itu pergilah dgn membawa keluarga dan pengikut-pengikutmu di akhir malam jangan ada seorang pun di antara kalian yg tertinggal kecuali istrimu sungguh dia akan ditimpa adzab seperti yg menimpa mereka…”
7 Tafsir Abdurrazzaq Ash-Shan‘ani 3/324 Jami’ul Bayan fi Ta`wilil Qur`an/Tafsir At-Thabari 12/160-161 Taisir Al-Karimir Rahman hal. 874 Adhwa`ul Bayan 8/381
8 Seperti disebutkan dlm kelanjutan ayat di atas :
وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِيْنَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ. وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُوْحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِيْنَ
“Dan Allah membuat istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang2 yg beriman ketika ia berdoa: ‘Ya Rabbku bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dlm jannah dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatan dan selamatkanlah aku dari kaum yg dzalim.’ Dan Maryam putri Imran yg memelihara kehormatan mk Kami tiupkan ke dlm rahim sebagian ruh Kami dan Maryam membenarkan kalimat-kalimat Rabb dan kitab-kitab-Nya. Adalah dia termasuk orang2 yg taat.”
9 Namun bagaimana ia bisa beramal dgn benar dan tepat bila tdk belajar? Bukankah al ilmu qablal qauli wal ‘amali seperti ucapan Al-Imam Al-Bukhari ketika memberi judul bab dlm Shahih .
Sumber: www.asysyariah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar