Ujian Wajah: Ganteng dan Cantik
Ujian Wajah: Ganteng dan Cantik
Siapa sekarang ini yang tidak kenal komedian Budi Anduk? Dia muncul dan besar di Tawa Sutra yang tayang di ANteve. Acara ini terbilang sukses. Buktinya, Budi Anduk dan teman menjadi bintang iklan yang belakangan sering muncul di layar kaca. Yang paling sukses adalah Budi Anduk. Selain dia muncul di dua iklan, ia juga diminta menjadi dua pembawa acara di dua acara yang berbeda (satu di Indosiar, satu lagi di ANteve)
Bahkan, ketika gonjang-ganjing penolakan terhadap calon wakil presiden Budiono, nama Budi Anduk yang disandingkan. “Budiono No, Budi Anduk Yes!” begitu bunyi salah satu spanduk.
Budi sadar betul, tak mudah bisa membuat namanya berada pada posisi seperti saat ini, kalau bukan campur tangan Tuhan. Ia sendiri sadar bahwa apa yang dimilikinya saat ini hanyalah sebuah titipan. “Saya sih biasa aja. Bedanya cuma karena saya ada di tv aja, jadi dikenal. Coba kalau saya (kerja) di pabrik, mungkin saya tidak dikenal,” ujarnya di Kompas Onlien
Diakui pemilik nama asli Budi Prihatin ini, ketenaran yang dirasakannya saat ini merupakan sesuatu yang tak pernah dibayangkannya. “Enggak nyangka juga bisa jadi dikenal, targetnya sih cuma cari penonton aja. Kalau sekarang jadi dikenal, ya alhamdulillah. Apalagi dengan muka yang jelek ini gue masih bisa kerja,” tutur Budi.
Cukup puaskah suami Neneng Nurhayati ini dengan hasil yang didapatnya saat ini? “Jangan merasa cepat puas. Gue ini belum sukses, masih biasa aja. Gue masih harus banyak belajar,” ujarnya.
Tampang budi yang lugu, lucu, dan sangat “aneh” membuat dirinya mudah dikenal. Kisah yang hampir sama dialami Tukul Arwana. Keduanya berwajah “di bawah rata-rata.” Justru kekurangan itulah salah satu kunci kesuksesan mereka: Budi Anduk dan Tukul.
Begitulah. Tampang jelek, juga merupakan ujian bagi para pemiliknya. Bukan saya merasa ganteng — saya termasuk kelas Tukul dan Budi Anduk malahan — jika menilai wajah kurang keren sebagai satu bentuk ujian kesabaran. Coba betapa banyak, orang yang berwajah tidak keren itu lantas rendah diri. Minder. Mereka lantas tidak bisa bersyukur. Iri atas orang lain yang lebih ganteng, sedangkan nasibnya sendiri berwajah jelek. Orang yang lantas operasi plastik, bisa jadi, adalah karena merasa dirinya kurang.
Meski begitu, jangan sangka orang-orang yang berwajah ganteng dan cantik, bukan sebagai ujian kesabaran. Justru orang ganteng ini, ujiannya menjadi dua kali lipat: Pertama, apakah dia bisa bersyukur atas kegantengan/kecantikan dirinya. Kedua, apakah dia bisa menjalankan amanah kegantengan/kecantikan di jalan yang benar.
Dengan wajah ganteng, dia menjadi playboy, misalnya, jelas bukan bentuk bersyukur dan menjalankan amanah yang benar. Begitu pula, mereka yang diberi paras cantik. Betapa banyak orang cantik yang menggunakan untuk memperdaya lelaki. Betapa banyak perempuan elok yang justru jatuh ke kehidupan yang salah arah. Pelacur, menggondol suami orang, atau menjadi penggerogot lelaki yang kaya dan sukses.
Ganteng dan cantik, juga bisa menjerumuskan pemiliknya menjadi orang yang sombong. Karena “keunggulan” wajahnya, mereka lantas menganggap remeh orang lain. Mereka melecehkan mahluk sejenis, bermodalkan tampang.
Nah, sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi pemberian Alloh ke wajah kita. Bisa lebih baik, atau justru kian hancur. Toh tidak sedikit orang yang berburuk muka, lantas memanfaatkan ke jalur yang salah. Mengemis, menakut-nakuti pihak lain.
Saya merasa bersyukur diberi tampang yang “Sedang-sedang” saja. Ganteng tidak, jelek pun nggak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar