Jumat, 15 Oktober 2010

Cinta ~ Jangan telpon mantan!!

Menjalani hidup tanpa pasangan memang sangat tidak menyenangkan, tapi saat kamu berhasil hidup tanpanya, kamu akan merasa lebih percaya terhadap diri sendiri dan lebih bahagia.

Karin, seorang wanita cantik berusia 28 tahun duduk dikamarnya sambil menatap handphonenya. Dia ingin menelepon mantannya, Roni. Setelah 8 bulan pacaran, mereka putus.

Pada awalnya, Karin pikir Roni adalah cowo yang sempurna untuknya. Roni adalah orang yang sangat perhatian, spontan, dan mapan. Sampai pada suatu waktu, karin memberanikan diri untuk membicarakan masa depan mereka. Namun, tidak seperti yang diharapkan, Roni menyatakan bahwa dia belum siap untuk menikah dan belum ada Karin di bayangan masa depannya. Karin sakit hati dan marah akan penolakan itu. Sampai dia memutuskan hubungannya dengan Roni dan tidak mau menemuinya lagi.

Beberapa hari setelah putus, Karin mulai merasa kesepian dan tidak berdaya. Dia berfikir bahwa sebenarnya dia tidak perlu buru-buru menikah. Karin hanya ingin kembali punya pacar, walaupun harus mengikuti kemauan Roni. Karin merasa putusnya hubungan mereka adalah kesalahannya. Kalau saja dia tidak mengungkit-ungkit masalah pernikahan, pasti mereka masih bersama.

Karin jadi ingin menelepon Roni, berharap bahwa setelah Roni tau apa yang dipikirkan Karin sekarang, Roni akan kembali padanya. Ditelponlah Roni dari handphone karin. Nggak dijawab. Karin melihat jam dan saat itu jam 9 malam. Karin mulai berfikir, biasanya jam segini Roni selalu menelpon Karin dari kosannya. Tapi kenapa dia tidak menjawab sekarang? Karin mencoba lagi setelah 15 menit berlalu.Karin berulang-ulang mencoba menelpon Roni sampai lebih dari 2 jam.Karin tau dia berlebihan. Tapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Bayangan hidup tanpa Roni tidak tertahankan untuknya. Kita semua pasti bisa merasakan perasaan Karin. Sebenarnya apa sih yang membuat emosi kita menjadi sangat tidak stabil sampai-sampai kita tidak bisa mengendalikannya? Salah satu ketakutan dasar kita adalah ditelantarkan oleh figur signifikan kita. Saat kita masih bayi, kita akan mati jika orang tua menelantarkan kita. Seorang anak membutuhkan pertolongan dari orang tuanya untuk bertahan hidup. Ketakutan itu masih terus bersama kita. Tergantung dari cara orang tua membesarkan,ada orang dengan secara umum merasa aman dikenal dengan istilah secure. Dan ada juga yang masih ketakutan atau insecure

.

Setelah dewasa, saat kita ditelantarkan oleh orang yang kita harapkan kasih sayangnya, ketakutan masa kecil itu muncul kembali. Kita merasakan rasa takut dan panik yang luar biasa. Sehingga kemampuan kita untuk berfikir logis terganggu karena dasyatnya perasaan takut ini. Belum lagi ditambah dengan persaan ditolak. Perasaan-perasaan yang menyakitkan ini dapat memicu munculnya tingkah laku "ketergantungan" terhadap pasangan kita.

Kalau kita ketergantungan dengan pasangan,kita selalu menginginkan dia untuk selalu dekat. Saat pacar jauh, kita merasa tidak nyaman. Mulai deh, sms terus-terusan, telpon.. saat pacar tidak mengangkat kita panik.

Kita tidak membiarkan pasangan mempunyai kehidupan lain selain kita. Beberapa orang saat diperlakukan seperti ini, akan merasa terjebak dan tidak bisa "bernafas". Oleh karena itu masalah-masalah baru akan muncul, seperti perselingkuhan atau akhirnya memutuskan hubungan.

Semakin jauh pasangan kita, semakin paniklah kita. Bisa dibayangkan ketika putus cinta terjadi pada orang-orang yang ketergantungan. kita mau melakukan apa pun demi bertemu lagi dengan mantan. Bisa-bisa kita menjadi "stalker". Datang ke rumahnya atau kantornya.

Menelpon mantan pacar bisa mengobati rasa kesepian dan sakit hati, namun sifatnya sementara. Perasaan tenang itu akan hilang dan akhirnya kamu kembali ke keadaan semula karena memang kalian sudah tidak bersama lagi. Cara yang paling baik untuk mendapatkan kebebasan secara emosional adalah merasakan rasa sakit karena dia tidak ada dan berusaha mengatasinya dengan kekuatan dalam diri kita.

Jika hubunganmu masih bisa diselamatkan, atau kamu masih berada dalam suatu relasi pacaran. Harus diingat bahwa, tingkah laku ketergantungan ini membuat pasangan menjaga jarak dengan kita. Kita terkesan sebagai orang yang tidak dicintai dan tidak bersyukur atas perhatian yang sudah berusaha diberikan oleh pasangan. Sangat wajar jika pacar kita sulit untuk jatuh cinta saat kita selalu ada disekitarnya. Baik secara fisik maupun dengan telpon dan sms. Pacar tidak punya kesempatan untuk kangen dengan keberadaan kita dan akan mematikan perasaannya.

Perasaan ini adalah perasaan normal yang memang harus dihadapi setiap orang. Jadi apa yang harus dilakukan saat kita punya dorongan tak tertahankan untuk menelpon mantan (atau pacar)?

Pertama, beri diri kamu kesempatan untuk merasakan semua emosi negatif itu. Bertahanlah hingga emosi tersebut lewat. Dan emosi itu pasti lewat. Semua emosi yang kita rasakan hanyalah sementara. Kuncinya adalah menghayati emosi dalam diri kamu tanpa menyalurkannya menjadi tingkah laku. Hal ini memang sulit. Lebih mudah untuk merasakan sesuatu dan bertingkah laku sesuai dengan perasaanmu.Tapi untuk kondisi ini, lebih baik untukmu jika kamu menyimpan perasaan ini rapat-rapat. Bertahanlah hingga emosi itu lewat. Saat kamu menyimpan emosi dalam diri tanpa melakukan sesuatu untuk meredakannya, pasti akan muncul ketegangan. Keinginan untuk menelpon semakin besar karena memang perasaan itu sangat tidak nyaman.

Semua emosi yang kita rasakan hanyalah sementara. Hangin there... It will pass.

Salah satu cara untuk meredakan ketidaknyamanan ini adalah melakukan hal lain yang dapat mengalihkan perhatian kita, seperti menelpon teman, nonton film, olah raga dan banyak hal lainnya. Buatlah daftar kegiatan yang akan kamu lakukan setiap keinginan untuk menelpon mantan muncul.

Walaupun kamu menyimpan perasaanmu, bukan berarti kamu tidak bisa berbagi. Seorang sahabat atau psikolog dapat mendengarkan keluh kesahmu. Namun, mantanmu bukanlah orang yang tepat untuk membantumu sekarang.Jika kamu harus menghadapi masalah ini sendiri, ingatlah bahwa banyak orang yang telah berhasil melewati ini dan kamu juga bisa. :D Bukan keadaan yang menyenangkan tapi kamu pasti bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail (1909-1998)

  H. Abdul Hadi (1909-1998) Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail dilahirkan pada tahun 1909 M di Gang Kelor Kelurahan Jawa, Manggarai Ja...