Beberapa waktu lalu saya di tanya.
" mau nggak kalau seandainya nanti menjadi istri kedua. Tentu saja atas seizin istri pertama ?" pertanyaan yang....
Polygami, saya tahu bahwa di Al Quran pun telah tersirat dan tersurat dengan jelas. Jika memang muslim dan menjadikan Al Quran sebagai pedoman tentu tak harus mempermasalahkannya kan?
Menjadi istri ke dua? Tak pernah terlintas sebelumnya, namun obrolan itu membuat saya terus berfikir keras.
Bagaimana dengan istrinya? Bagaimana pandangan masyarakat kepadaku sebagai istri kedua? Di anggap perebut suami orang.
Selama ini yang saya fikirkan adalah menjadi yang pertama. Namun bagaimana bila takdir menjadikan saya yang kedua? Persiapan belum ada sama sekali.
karena jodoh itu adalah msiteri yang tak pernah bisa terpecahkan manusia sepanjang abad.
Saya tidak dapatmenulis panjang lebar, karena di dada ini rasanya membucah haru. Yang kita lupa adalah, bahwa kita harus mempersiapkan diri sebagai yang pertama ataupun sebagai madu. Agar ketika kita benar - benar mengalaminya telah memiliki bekal yang cukup. Meskipun ketika di praktekan teori hanyalah sejengkal debu.
Jang pernah menyalahkan yang kedua, karena kita tidak tahu bagaimana hati dan kehidupan seseorang. Karena menjadi kedua bukan kesalahan. Bukan pula dosa apalagi nista. Yang nista dan di laknat adalah perzinahan.
Sebagai wanita.......jangan pernah merasa malu menjadi kedua. Tentu saja dengan cara yang akhsan. Dan sebagai yang pertama, jangan pernah menentang sesuatu yannnnng telah tersirat meskipun say atahu ikhlas itu begitu sulit.
Marilah kita semmmua sama - sam amerenung dan belajar tentang itikad dan makna polyagmi yang sesuangguhnya. Mentadaburi makna kitabullah. Karena hidup seseorang itu tidak ada yang tahu. Perjalanan hidup seseorang memang berbeda satu sama lainnnnnya.
Yang telahmenjadi yang pertama terus belajar dan memproses agar siap di madu karena sesuatu hal bisa saja terjadi tanpa terduga atas seizinnya
Dan kepada para laki - laki, jangan menjadikan Al Quran sebagai pembela nafsu atau keinginan kalian. Tapi jadikanlah itu sebagai dakwah, sebagai sebuah ibadah yang tentu saja di landasi niat yang benar. Niat yang lurus karena ingin menegakan sunnahnya.
Amien....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail (1909-1998)
H. Abdul Hadi (1909-1998) Guru Hadi atau Abdul Hadi bin KH. Ismail dilahirkan pada tahun 1909 M di Gang Kelor Kelurahan Jawa, Manggarai Ja...
-
Tersusun dari Surah Adz Dzaariyaat Ayat yang ke: 31-60, Surah Ath Thuur Ayat 1-49, Surah An Najm Ayat 1-62, Surah Al Qamar Ayat 1-...
-
Bacaan Ayat-Ayat Al Qur’an Juz Yang Ke-4 ini t ersusun dari Surah Ali ‘Imran Ayat yang ke: 92-200 dan Surah An Nisaa’ Ayat yang ke: 1...
-
Tersusun dari Surah Al Mulk Ayat yang ke: 1-30, Surah Al Qalam Ayat 1-52, Surah Al Haaqqah Ayat 1-52, Surah Al Ma’aari j Ayat 1-44,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar